HIDUP TANPA KEPAHITAN
“…hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,” Mazmur 73:21
Pernahkah anda merasa iri dan membandingkan diri dengan orang yang belum mengenal Tuhan?
Pemazmur menceritakan kepahitan hatinya dan kecemburuannya kepada orang lain yang bahkan tidak mengenal Tuhan yang benar.
Kelihatannya kehidupan mereka enak, menjadi gemuk, tanpa beban, tidak banyak larangan dan tuntutan dan mereka melakukan dosa, dan tetap baik-baik saja! Tetapi kita melihat diri kita.
Dalam didikan Tuhan, seringkali, kita merasa bahwa Tuhan terlalu kejam untuk kita, tidak menginginkan kita senang dan banyak menuntut kita.
Mari kita belajar kebenaran ini, apabila anda sering mengalami hal ini.
Jika kita menyadari bahwa dalam menjalani hidup ini kita tidak sendiri, maka seberat apa pun masalah, kesesakan, atau penderitaan tidak akan memahitkan hati kita.
Kita harus selalu ingat bahwa ada pribadi yang tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita yaitu Tuhan Yesus. Janji-janji-Nya kepada kita, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5b).
Inilah yang seharusnya menguatkan dan menghibur kita! Kita tidak perlu takut dan kuatir bahwa Tuhan akan meninggalkan atau membiarkan kita, “Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: ‘Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?'” (Ibrani 13:6).
Karena itu bangunlah persekutuan yang karib dengan Tuhan setiap hari. Saat kita tinggal di dalam hadirat-Nya kita akan selalu diingatkan bahwa Tuhan selalu ada di pihak kita dan menyertai kita, bahkan penyertaan-Nya atas kita sampai kesudahan zaman (baca Matius 28:20).
“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,” (Ibrani 12:2).
Percayalah bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami adalah pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan kita, dan pada saat yang tepat Tuhan pasti memberikan jalan keluar yang terbaik (baca 1 Korintus 10:13).
Seringkali ketika situasi-situasi di sekitar kita tampak begitu buruk dan tidak sesuai harapan, arah mata kita semata-mata tertuju kepada masalah, bukan kepada Tuhan dan janji firman-Nya, sehingga hari-hari kita pun dipenuhi kepahitan.
Kepahitan sama sekali tidak membawa dampak positif dalam hidup kita, sebaliknya, ia hanya akan merusak dan menghancurkan. Selama kita hidup dalam kepahitan berarti kita belum sepenuhnya hidup sebagai ‘manusia baru’ melainkan masih mengenakan ‘manusia lama’. Bukankah setiap orang yang ada di dalam Kristus adalah ciptaan baru? (baca 2 Korintus 5:17).
Oleh karena itu mari kita buang segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah dan juga segala kejahatan (baca Efesus 4:31). Saat kita membuang segala kepahitan, kita akan mendapatkan sukacita, damai dan hal-hal baik lainnya.
Hidup kita terlalu berharga bila diisi dengan kepahitan hati!