Renungan HarianSlideTerbaru

BELAJAR DARI KEIKHLASAN TUHAN

1.       Doa                       :         ….       

2.       Pembacaan Alkitab    :         1 Tawarikh 29:17 Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka akupun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita.

3.       Tema Renungan        :   BELAJAR DARI KEIKHLASAN TUHAN

Dalam perenungan kali ini perkenankan saya hendak memulai dengan sebuah kisah tentang keikhlasan yang saya kutip dari situs Fimela yg memuat tentang sebuah judul Belajar Ikhlas Dari Kisah Ubi Dan Kambing

Di suatu pondok yang sederhana, hiduplah seorang guru tua dengan istrinya. Sang guru sudah puluhan tahun mengajar di sebuah sekolah yang tak terlalu jauh dari rumahnya. Guru ini sangat baik hati dan dihormati oleh murid-muridnya. Suatu hari, seorang muridnya datang ke rumahnya. Ia membawa 3 ikat ubi yang diperintahkan oleh ayahnya sebagai oleh-oleh pada sang guru. “Pak guru, saya membawa ubi. Hanya ini yang saya dan keluarga punya untuk membalas kebaikan bapak,” ujarnya. Melihat muridnya yang lugu dan tulus, sang guru tersentuh. “Kok repot-repot, Nak? Duduk dulu ya. Bapak ke belakang dulu,” ujar sang guru. Pria paruh baya itu pun berjalan ke belakang dan menemui istrinya. “Bu, kita punya apa? Ini muridku bawa ubi,” kata pria itu. “Kita cuma punya kambing peliharaan bapak itu di belakang,” jawab istrinya. Guru itu pun mengangguk-angguk. Kita kasih kambing saja,” kata pria itu. Istrinya mengangguk. Pria itu mengambil kambing peliharaannya. “Ini, Nak. Bawa pulang, ya? Bilang terima kasih pada bapakmu,” kata pria itu. Muridnya terkejut, tapi ia sangat berterima kasih pada gurunya yang memang baik hati itu. Ia pun pulang dari pondok gurunya. Di jalan, murid ini bertemu dengan temannya. Teman tersebut bertanya dari mana ia mendapat kambing. Murid yang lugu itupun menceritakan bagaimana ia membawa ubi hingga dapat kambing.

Mendengar cerita itu, murid yang satu ini tergiur mendapat pemberian yang sama dari gurunya. Ia pun segera pulang dan menceritakan kejadian itu pada ayahnya. Sang ayah yang juga tergiur berkata, “Wah, mungkin kalau kamu bawa kambing, nanti kamu akan diberi sapi, Nak.” Begitu pikir ayah dan anak ini. Kalau mereka memberi yang besar, maka mereka akan menerima yang lebih besar lagi. Maka, sore itu pergilah murid yang satu ini membawa kambing ke rumah gurunya. Sang guru kaget, baru saja ia memberi kambing pada muridnya, sekarang ia menerima kambing lain yang menggantikan kambingnya. Maka buru-buru ia menemui istrinya, “Istriku, kita dapat kambing lagi. Syukur kepada Tuhan. Kita cuma punya ubi, ya? Ya sudah berikan saja ubinya untuk muridku,” ujarnya. Maka sang guru keluar membawa 3 ikat ubi yang diberikan murid pertamanya tadi. Melihat apa yang diberikan gurunya, murid kedua ini terkejut. Maka ia pun pulang dengan membawa 3 ikat ubi, bukan sapi seperti yang dia harapkan.

Keikhlasan dari kisah di atas bahwa pemberian dengan ikhlas mestinya tidak menuntut balas apalagi berhutang budi dan setiap pemberian mesti dibalas dengan minimal setimpal. Keikhlasan TUHAN tidak dapat dibandingkan dengan apa yang kita miliki untuk membalas kepada TUHAN. Tetapi kita belajar dari Firman TUHAN hari ini  Ungkapan Daud bahwa Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka akupun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita. Bagaimana respon kita kepada TUHAN yang dengan penuh keikhlasan telah mengaruniakan Tuhan Yesus Kristus menjadi tebusan bagi dosa-dosa kita ? Serahkanlah seluruh totalitas hidup kita dengan penuh keikhlasan kepada Dia yang adalah sumber kehidupan. Amin.

KJ. 39 : 1 ‘Ku Diberi Belas Kasihan

‘Ku diberi belas kasihan, walau tak layak hatiku;

tadi ‘ku angkuh, kini heran: Tuhan, besarlah rahmatMu!

Kidung imanku bergema: rahmatMu sungguh mulia,

Kidung imanku bergema: rahmatMu sungguh mulia!

4.            Doa : …

Pin It on Pinterest

Share This

Share This

Share this post with your friends!