Renungan HarianSlideTerbaru

AKU MEMBASUHMU DENGAN KASIH-KU. Yohanes 13 : 1-20

Saudaraku yang Tuhan Yesus kasihi.. Injil Yohanes tidak mencatat perumpamaan-perumpamaan yang Yesus ceritakan seperti di dalam Injil sinoptik (Matius, Markus, Lukas), tetapi Injil Yohanes mencatat peristiwa-peristiwa di dalam hidup Yesus yang memiliki pengertian simbolik seperti sebuah perumpamaan. Peristiwa di dalam bacaan hari ini adalah salah satunya. Melalui renungan ini kita mendengarkan firman Tuhan; perihal peristiwa Yesus membasuh kaki para murid. Saudaraku yang Tuhan Yesus kasihi.. Manusia adalah seteru Allah oleh karena dosa-dosa mereka. Allah dimusuhi oleh manusia karena kejahatan hati manusia. Namun kasih Allah tetap lebih besar daripada kerusakan akibat dosa. Allah mengutus Kristus untuk menjadi Pengantara yang menyatakan dengan sempurna kasih Allah. Kasih-Nya kepada Allah membuat Dia ingin segera kembali kepada Allah, Bapa-Nya di surga. Kasih-Nya kepada manusia membuat Dia tidak ingin meninggalkan manusia. Dia akan menarik mereka kembali kepada Bapa sehingga baik Dia, maupun Bapa-Nya di surga, dan juga manusia yang dikasihi-Nya, semuanya menjadi satu oleh karena pekerjaan-Nya yang genap di bumi ini. Yesus menanggalkan jubah-Nya, yang menjadi simbol perendahan diri yang Dia kerjakan dengan rela, demi menaati Bapa-Nya. Dia datang ke bumi dengan kerelaan merendahkan diri. Bahkan perendahan diri sampai mati di kayu salib! Dia melepaskan jubah-Nya, menyatakan kerelaan-Nya untuk menanggalkan kemuliaan surgawi yang Dia miliki, lalu mengambil posisi seorang hamba. Yesus mencuci kaki para murid. Bahkan budak Yahudi pun enggan melakukan ini. Budak kafir yang hanya boleh melakukan pekerjaan sangat hina seperti mencuci kaki. Tetapi Yesus membungkuk dan mulai membasuh kaki para murid yang sedang membaringkan diri bersiap menikmati perjamuan makan bersama. Untuk siapa Yesus melakukan tindakan ini? Untuk manusia dan untuk Bapa-Nya di surga. Yesus menunjukkan ketaatan-Nya menggenapi tugas yang diberikan untuk merendahkan diri sampai mati bagi Kerajaan Allah. Tindakan simbolik ini menyatakan kerelaan-Nya untuk memikul salib demi menggenapi tugas yang diberikan Bapa-Nya Dengan membasuh kaki murid-murid-Nya, Yesus menyatakan kerelaan-Nya untuk memikul apa pun tugas yang Sang Bapa berikan kepada Dia. Keinginan-Nya untuk diperkenan oleh Bapa lebih besar daripada keinginan-Nya untuk memperoleh kehormatan dan kemuliaan. Di manakah kehormatan dan kemuliaan Yesus jika Dia membungkuk dan membasuh kaki para murid? Tetapi Yesus tidak memedulikan hal itu. Dia lebih ingin diperkenan oleh Allah. Dia membasuh kaki para murid-Nya semata-mata karena Kasih-Nya, agar para murid layak dihadapan Allah. Saatnya bagi Kristus telah tiba untuk kembali kepada Bapa, dan tindakan membasuh kaki memberikan pernyataan bahwa Kristus akan kembali dengan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh Bapa di surga. Kiranya kita semua dipakai oleh Kristus untuk memiliki hati seperti hati Sang Juru Selamat kita. Hati yang menyadari bahwa ada hal sangat penting yang harus dikejar di dalam hidup ini, yaitu menaati Tuhan dan menjalankan hidup dengan penuh tanggung jawab untuk melaksanakan apa pun yang Tuhan percayakan. Jangan sampai kita menjadi orang Kristen yang sibuk menjalankan hidup demi mengejar kefanaan, kemuliaan palsu yang penuh kekosongan, dan kebanggaan yang akan binasa oleh api penghakiman.

Pin It on Pinterest

Share This

Share This

Share this post with your friends!