PENGHIANTAN DAN KEDAMAIAN
Doa: ….
Pembacaan Alkitab : Yohanes 18 : 8-11.
8 Jawab Yesus: “Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.” 9 Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya: “Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa.” 10 Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus. 11 Kata Yesus kepada Petrus: “Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?”
Tema Renungan : PENGHIANTAN DAN KEDAMAIAN
Bapak Ibu saudara-saudara yang Tuhan Yesus Kasihi, di minggu ini kita menghayati perjalanan penderitaan Yesus Kristus menuju salib dengan Tujuan menebus dosa-dosa manusia, dan ini adalah rencana agung Tuhan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. 12 murid Yesus direkrut dengan maksud untuk bersama-sama menjalani maksud rencana agung tersebut. Namun alkitab mencatat dengan jelas Yudas Iskariot dan Petrus memiliki andil besar justru tindakan-tindakan mereka tidak sama dengan rencana Agung tersebut.
Yudas Iskariot, yang menghianati Yesus (ayat 2) bersama sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata (18:3), menjumpai Yesus dan murid-murid-Nya di taman Getsemani yang memang biasa mereka kumpul. Kehadiran mereka datang di taman Gestsemani hendak menangkap Yesus, Yesus sangat memahami keadaan tersebut, karena itu Dia sendiri yang mengatakan kepada mereka Akulah Dia. Sampai tiga kali Yesus mengatakan demikian. Jelas sekali pada ayat 8 Yesus mengatakan “Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.” Pada ayat 10 Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus. Niatnya untuk membela Yesus akan tetapi apa yang dilakukannya salah karena Tuhan Yesus datang tidak dengan kekerasan akan tetapi menghadirkan kedamaian. Yesus menegur kepada Petrus “Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?” (ayat 11).
Ada dua sisi bertolak belakang yang terlihat dalam proses penangkapan Yesus dalam bacaan kita yaitu penghianatan atau kekerasan disatu pihak yang ditunjukkan oleh Yudas Iskariot, sepasukan prajurit, penjaga-penjaga Bait Allah (disuruh Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi dengan perelengkapan senjata (18:3) dan Simon Petrus yang membawa pedang dengan memutuskan telinga hamba imam besar yang bernama Maltus. Sisi yang lain adalah RESPONS YESUS atas PENANGKAPAN DIRI-NYA yaitu dengan berani dan berkuasa menyatakan siapa dirinya Akulah Dia yang tidak hanya Yesus yang akan mereka tangkap tetapi yang berkuasa sejak dahulu kala sampai selama-lamanya. Dan tujuan kehadiran-Nya tidak membalas kejahatan dengan kejahatan akan tetap “sarungkan pedangmu…” (jangan lagi ada kekerasan) Misi-Nya jelas Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?”(ayat 11) MENGASIHI atau MENDAMAIKAN manusia (dunia) yang penuh dengan dosa, Dengan Allah yang penuh belas kasih dengan rela memberi diri menderita sengsara, sampai mati di atas kayu salib.
NKB 85 :1 Kar’na Kasih-Nya (https://youtu.be/dmnqYi9WSw4)
Mengapa Yesus turun dari sorga, masuk dunia g’lap penuh cela; berdoa dan bergumul dalam taman, cawan pahit pun dit’rimaNya? Mengapa Yesus menderita, didera, dan mahkota duri pun dipakaiNya? Mengapa Yesus mati bagi saya? Kasih-Nya, ya karna Kasih-Nya.
Doa : …..